Kemu’jizatan Al-Qur’an
A. Pengertian
Mu’jizat
Dalam al-Shabuni (2003:99), sebagian ulama
memahami mu’jizat dengan, “… adalah sesuatu di luar biasa kebiasaan dan keluar
batasan-batasan umum yang sudah diketahui. Diciptakan oleh Allah swt yang
dimaksudkan untuk seseorang yang diangkat menjadi nabi dalam rangka menunaikan
tugas kenabiannya dan sebagai tanda bukti kebenarannya.”
Pengertian tersebut membatasi istilah mu’jizat
hanya kepada nabi atau rasul. Bila disandarkan kepada seseorang yang akan
menjadi nabi atau rasul istilahnya irash, kepada wali istilahnya karmah, kepada
manusia biasa istilahnya ma’unah, kepada manusia biasa untuk kebinasaannya
yaitu istijra, dan kepada manusia yang bisa dicari dan dipelajari dengan
syarat-syarat tertentu istilahnya sihir (Hendri, 2008:35-41).
Al-Qur’an adalah mu’jizat. Dikatakan
mu’jizat karena disandarkan kepada nabi atau rasul, dan tidak selainnya. Pada
masa turunnya, Al-Qur’an pernah dianggap sebagai sihir yang bisa dipelajari.
B. Unsur-unsur Mu’jizat
Berdasarkan pengertian, di antara unsur-umsur yang harus ada, sedikitnya
ada 4 unsur:
1. Adanya unsur luar biasa, yang bisa
mengalahkan yang ada
2. Adanya unsur tantangan.
3. Adanya unsur dorongan untuk menangkis
tantangan itu masih ada.
4. Hilangnya segala rintangan.
C. Mu’jizat dan Bahasa Al-Qur’an
Al-Qur’an memaparkan juga kemu’jizatan para
nabi melalui bahasa yang digunakan. Termasuk di antaranya kemu’jizatan nabi
Musa. Al-Qur’an menggambarkan semisal dalam tiga ayat berikut:
1. Allah swt berfirman dalam surat Al-A’raf
7:107
2. Allah swt berfirman dalam surat Thaha 20:20
3. Allah swt berfirman dalam surat An-Naml,
ayat 27:10.
Contoh Ayat Kemu’jizatan Al-Qur’an
1. Mendatangkan semisal Al-Qur’an secara keseluruhan,
sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Isra ayat 88.
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi
sebagian yang lain.”
2. Kemu’jizatam Bahasa Al-Qur’an
a. Dalam Al-Qur’an misalnya banyak ayat yang mengandung tasybih
(penyerupaan) yang disusun dalam bentuk yang sangat indah lagi mempesona.
Seperti pada surat Al-Qariah ayat 5
Artinya: “Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan”
b. Al-Qur’an berisi tentang berita-berita
gaib. Fir’aun yang mengejar-ngejar Nabi Musa diceritakan dalam Yunus ayat 92.
Artinya: “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu
dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaaan kami.”
c. Tepat dengan makna yang dibutuhkan. Semisal
dalam Al-Baqarah ayat 233.
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak0anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar