Ketika jantung berdegup kencang dan hati bergetar
hebat seperi lirik lagu milik Sheila On7. Ketika itu kau sulit untuk tersenyum
karena sebuah rasa yang sepertinya berhenti di dalam dada dan begitu sakit
rasanya untuk ditahan. Ketika itu rasanya aku ingin berteriak, mata ini tak
kuasa menahan bendungan air mata yang siap mengalir melewati pipi. Sedikit demi
sedikit bendungan air mata yang terkumpul mengalir deras dan membendung kembali
di bagian dagu. Rasanya hancur hati ini. Bagaimana mungkin aku sedih di saat
seseorang yang special di dalam hidupku sedang merasa sangat bahagia. Bagaimana
mungkin aku hendak merusak hari bahagianya. Bagaimana mungkin aku mengungkapkan
semua kecemburuanku ini?. Hah? Cemburu? Iya mungkin itu cemburu.
Aku sama sekali tidak merasa menjadi orang yang
istimewa bagi dirinya. Tetapi terkadang ada sedikit perasaan yang terbesit
dalam pikiran dan hati bahwa aku juga special bagi dirinya. Jleebb.. berjuta
rasanya saat aku membaca dan mendengar kalimat “karena yang istimewa akan kalah
dengan yang selalu ada”. Hay. Helloww . Sadar lah, aku bukan yang istimewa
apalagi yang selalu ada. Tapi kenapa aku sering merasakan bahwa aku selalu ada
saat dia butuhkan. Dan anehnya aku tidak berada dekat dengannya. Lantas kenapa
merasa begitu? Entahlah, hatiku tidak bisa menjawab dengan pasti, apalagi
dengan sebuah kalimat. Hanya hati yang tahu rasanya sakit, bahagia dan cemburu
itu.
Hay? Bagaimana kabar hatimu saat mendengar
kebahagiaannya tetapi bukan karena kamu? Merasa iri kah? Cemburu kah? Kecewa
kah? Lapang dada donk, mana kedewasaanmu. Ceritakan semua yang ingin kamu
katakana. Dasar, kau hanya bisa menyimpan sakit mu dalam hati dan kau keluarkan
sakitmu dengan air matamu itu. Berarti kah? Maksud aku berarti kah air mata
ini?. Waktumu untuk menceritakan sudah terlambat semuanya. Semua sudah
terlanjur lebih dan lebih menyakitkan. Kan aku sudah bilang jujur saja tentang
semua yang kamu rasa tidak nyaman.
Iya, aku pernah membaca status orang “yang berbahaya
itu bukan orang yang suka berbohong, tetapi orang jujur, karena kita tidak tahu
sejak kapan dia mulai berbohong”. Haha tertawa. Aku percaya sama dia kok, dia
orang baik, dia temanku. Katanya kepercayaan adalah kunci utama dalam sebuah.
Apalagi sudah ada komitmen keseriusan. Lantas kenapa aku masih suka cemburu?
Katanya itu sifat alamiah, lalu bagaimana dengan rasa sakit ini?.
Saat hari bahagianya dia mendapat surprise dan
perempuan yang membuatku cemburu padanya. Aku tahu dia sangat bahagia, kejutan.
Tapi tahu kan dia memberikan kabar bahagia itu pada siapa? Padaku. Aku tak
memberikan kejutan apapun buatmu, karena entahlah, aku pesimis dengan kejutan
yang aku siapkan. Karena aku suka merasa bahwa kau kurang menghargaiku. Aduhh..
tidak kok, tidak merasa seperti itu sih. Hanya saja itu perasaanku, yang aku
lakukan itu adalah hal sederhana baginya. Aiiihh…. Sakitnya tuh.
Yang aku tahu, dengan kabar bahagia dan tangisku itu,
aku masih bisa sedikit tersenyum dengan tiga kata sederhana dari nya. Tapi
apakah semudah itu luka ini hilang? Tidak. Luka ini akan terasa basah dengan
hati yang penuh ke khawatiran. Ya Allah… semua ini kembali pada-Mu. Hanya
kepada Engkau Yaa Allah aku mengadu dan bercerita dengan penuh harapan. Beharap
sakit itu segera hsembuh, prasangka buruk segera pergi, dan kepercayaan datang
kembali tanpa keraguan.
Dalam situasi hati yang gawat darurat ini. Kepada
siapa lagi aku memohon pertolongan. Astaghfirullohal’adziim. Kenapa masih juga
terasa sakit. Bagaimana tidak. Luka yang masih basah tergores lagi. Aku harap
luka ini sembuh dalam waktu singkat. Senyum. Senyum. Senyum. Betatapun sakitnya
tetaplah tersenyum, kan kamu tidak tahu apa yang ada di dalam hatinya. Bisa
jadi dia memang hanya menganggap itu sebagai kejutan dari temannya tanpa rasa
lebih.
Hey.. rasanya begitu, tetapi aku? Aku rasa tidak, aku
bukan hendak berprasangka buruk. Tapi firasatku mengatakan ada yang beda, bukan
dari dia, tapi temannya. Orang yang sering membuat nyaman orang lain memang menyakitkan.
Baginya biasa, bagiku? Kalian tahu jawabannya. Huft. Dia meyakinkanku, tetapi
dia juga menggoyahkan keyakinanku. Lalu aku harus bagaimana? Saya bosan
dihinggapi rasa-rasa yang tidak mengenakkan hati ini. Disini saya jaga jarak
lah dengan lawan jenis. Jika bukan hal penting aku juga males meladeninya. Ahhh
aku kehabisan kata-kata.
Sudahlah,
kamu jangan memikirkan hal yang seperti itu, focus lah focus. Hidupmu masih
panjang. Perbaiki diri, pantaskan diri, jangan mudah terpuruk hey. Eh eh, kamu
mudah sekali berkata begitu, disini badanku masih gemetar, hatiku masih
bergetar, dadaku masih sesak, matakku ini selalu menahan bendungan. Iya tau,
tapi apa arti itu semua? Bermanfaat kah? Tidak kan? Sama sekali tidak. Lebih
baik sekarang lupakan sejenak, ada saatnya bila waktu sudah tepat kau ceritakan
semua hal-hal yang mengganjal hatimu. Tenang, tidak akan terjadi penghianatan.
Allah mendengar dao-doamu. Buanglah rasa khawatir duniawimu. Coba sekarang
pikirkan, bagaimana kabar hatimu yang seharusnya mencintai dan amat mencintai
sang Khalik. Apakah masih sehat? Masih berfungsi? Cobalah berfikir jernih
kembali. Sucikan hati dari segala prasangka yang kurang baik. Bedakan mana
yang lebih bermanfaat.
Bismillahirrahmanirrahiim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar