Selasa, 28 Oktober 2014

Islam di Libya

MAKALAH
 SEJARAH PERADABAN ISLAM DI LIBYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Semester 2

uin.jpg

Disusun Oleh :
Nurhidayah     1132010051

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2014



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini tanpa halangan suatu apapun. 
Adapun tujuan pembuatan makalah karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas makalah Sejarah Peradaban Islam tentang “Peradaban Islam di Negara Libya”. Laporan ini berisikan tentang sejarah Islam dan seluk beluk yang ada di Libya, dari mulai Peta negara Libya,  kondisi geografis, demografis, kehidupan, sosial, budaya, pendidikan dan perekonomian serta perkembangan Islam dari mulai masuk sampai perkembangannya.
Diharapkan karya tulis ini dapat memberi manfaat khususnya untuk kami yang membuatnya dan umumnya bagi yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah  berperan serta dalam penyusunan karya tulis ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Aamiin.


Bandung, Maret 2014

Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................         i
DAFTAR ISI..........................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................        1
A.    LatarBelakang.............................................................................        1
B.     RumusanMasalah........................................................................        1
C.     Tujuan..........................................................................................        1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................        2
A.    Peta Negara Libya.......................................................................        2
B.     Kondisi geografis di Libya..........................................................        2
C.     Sejarah dan Pemerintahan di Libya.............................................        3
D.    Penduduk dan Sosial Budaya di Libya.......................................        6
E.     Pendidikan di Libya....................................................................        7
F.      Aktivitas Ekonomi di Libya........................................................        8
G.    Proses Masuknya Islam di Libya.................................................        9
BAB III PENUTUP...............................................................................      10
A.    Kesimpulan..................................................................................      10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................      11








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Libya merupakan salah satu negeri Islam di Afrika Utara. Ibu kotanya adalah Tripoli. Libya terletak di pesisir Laut Putih sebelah utara Afrika. Negeri ini memiliki luas sekitar 1.761.200 km2. Mayoritas penduduknya muslim (98 %). Sebelumnya ditemukan minyak bumi. Tetapi kini menjadi salah satu Negara terkaya karena minyak bumi dan gas alamnya.
Libya merupakan kerajaan merdeka di Afrika Utara. Lebih formalnya sebuah federasi dan provinsi-provinsi Tripolitania, Grenaica, dan Fozzan. Libya adalah sebuah Negara kesatuan yang berdiri pada tahun 1963.
Dalam penulisan ini penulis akan membahas tentang kondisi geografis, demografis, pendidikan, sosial, politik dan ekonomi. Selain itu akan dibahas pula proses masuknya Islam ke Libya, perkembangan peradaban Islam di Libya dan organisasi-organisasi Islam yang ada di Libya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Peta Negara Libya?
2.      Bagaimana kondisi geografis di Libya?
3.      Bagaimana sejarah dan pemerintahannya?
4.      Bagaimana dengan penduduk dan kehidupan sosial Budayanya?
5.      Bagaimana dengan pendidikan yang ada di Libya?
6.      Bagaimana aktivitas ekonomi di Libya?
7.      Bagaimana proses masuknya Islam ke Libya?

C.    Tujuan
Tujuan pembuatan karya tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam, serta agar kita lebih mengetahui sejarah tentang  Libya, perkembangan yang ada di Libya dan keadaan Negara Libya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Peta Negara Libya
2024242263.jpg

B.     Kondisi geografis Libya
Libya terletak di tepi Laut Tengah, Afrika Utara ini berpusat ibukota di Tripoli. Libya merupakan Negara nomor empat terluas di benua Afrika dengan luas wilayah sekitar 680.000 mil (1.761.200 km) dengan populasi sekitar 4.206.000 jiwa (berdasar sensus 1990) atau dengan kepadatan penduduk 2,4/km2. Bahasa Nasionalnya adalah bahasa Arab, Islam sebagai agama resmi (97%), 3% lainnya agama-agama lain terutama Kristen dan Yahudi. Mata Uangnya adalah Dinar Libya (DL).[1]
Wilayah Libya hampir seluruhnya gurun yang tidak dapat didiami, dan tidak ada sungai atau danau, di mana ada gurun Jebel Nefesa dan Neselara begitu luasnya. Wilayah yang bisa didiami daerah dataran tinggi yaitu wilayah utama yakni Tripoli, bukit Jebel Akdar dan wilayah timur Benghaji.
Di wilayah utara barat wilayah pesisir dari tanah Jebel Nepusa, membentuk setengah wilayah timur dari wilayah tanah subur pertanian. Sekitar Misurata adalah wilayah Rawa Bayau, dan wilayah timur Jebel (pegunungan tinggi) cocok untuk mengelola anggur dan buah zaitun. Di sekitar pesisir utara barat dan timur Jebel terdapat hutan Maklis Mediterania. Rumput Isparto tumbuh liar di padang rumput, sebagai pemandangan serta tempat peternakan.[2]
Faktor utama yang membentuk alam Libya adalah minimnya curah hujan sehingga menyertaii dengan besar turun naiknya jumlah pertanian dari tahun ke tahun. Di bagian wilayah yang memiliki curah hujan tinggi memiliki perbedaan tajam dengan daerah gurun padang pasir. Daerah itu terletak di wilayah timur yang dibatasi sampai wilayah utara dan barat, dengan hampir 560 km dari padang pasir. Wilayah selatan Oase sebenarnya tidak menerima hujan, dan Oase bergantung pada air bawah tanah atau sumber mata air.
Temperatur udara mecapai suhu 130 C pada bulan Juni dan sedikit dibawah 300 C. Di daratan angin berhembus didominasi dari arah utara menuju Libya hingga sering mendatangkan badai gurun yang membuat banyak menderita, dari mulai Sinco yang sangat panas hingga di Libya disebut daerah Gelbi. Libya sering juga disebut erg (laut pasir besar), karena ia memiliki padang pasir terbesar di dunia. Wilayahnya 1.942.500 km.[3]
C.    Sejarah dan Pemerintahan di Libya
Tripolitania adalah sebuah provinsi yang ada di pesisir utara barat Libya, pernah dijajah oleh orang-orang Poenecian sekitar tahun 700 SM. Cyrenica, yang berada di daerah timur provinsi, pernah juga dikuasai oleh Yunani pada tahun 631 SM. Belisanus jenderal dan kaisar dari Byzantium, kemudian Justinium, menyalakan obor peradaban di wilayah tersebut satu abad kemudian, tetapi Libya akhirnya tidak bisa dilindungi untuk jatuh pada orang-orang Arab muslim pada abad ke-7.
Selanjutnya Islam mengembangkan Libya dari tangan Amawiyah yang berpusat di Damaskus. Kemudian dinasti Aghlaby pada abad ke-9 di bawah naungan Abbasiyah di Baghdad, Libya lebih berkembang lagi sebagai pusat kekuatan Islam untuk membendung ancaman-ancaman dari Lauh Mediterania.
Pada tahun 1510 Tripoli telah ditempati oleh orang-orang Spanyol dari kesatuan tentara Saint Johni. Tetapi pada tahun 1551 M, laksamana Turki Dragur mengambil alih kembali. Hingga tahun 1940-1n, Libya menjadi bagian dari kekaisaran Ottoman Turki. Cyirenica wilayah yang lepas dari Ottoman Turki sehingga menjadi pusat pendudukan di bawah rangkaian pertolongan bagi siapa saja yang hendak meninggalkan pembayaran pajak terhadap Konstatinopel. Keluarga pengatur terakhir wilayah ini adalah Karamanli, yang memerintah sejak 1711 sampai 1835. [4]
Pada saat penjajahan Eropa, menempatkan Prancis dan Inggris di Algiero dan Malra berposisi dengan baik, hal ini membuat keluarga Karamanli tidak bisa leluasa berkiprah di wilayah ini, yang kemudian mengajukan dan menempatkan dirinya sebagai gubernur yang dijanjikan dari Turki. Pada tahun 1843 Muhammad Ibnu Ali Al-Sanusi membawa Cyirenica dan bagi timur Tripolitania, dengan pembentukan gerakan Islamnya, sekaligus dia memilih dan penggantinya menjadi seorang pemimpin dari Cyirenica.
Serangan Italia atas Libya pada tahun 1911 dan 2912 menyebabkan Turki menginggalkan haknya atas Libya dan akhirnya wilayah Libya dikuasai dan hanya tersisa wilayah yang berada di pesisir kota.[5]
Setelah kejadian tersebut muncullah Gerakan Tarekat Sanusiyah Mu’ammar Khadaffi. Selama masa 1911-1912 perlawanan masyarakat muslim terhadap imperialism terus berjalan untuk menghindari dan mempertahankan Islam dari agresi bangsa asing, dan melakukan revitalisasi, serta purifikasi agama, Sayyid Muhammad bin Ali al-Sanusi seorang ulama Al-Jazair yang pernah bermukim di Makkah.
Al-Sanusi menyiarkan tarekat dengan cara meranhkul berbagai kekuatan sosial sehingga banyak memberi harapan bagi kebangkitan masyarakat Islam yang sedang dalam tekananan penjajahan saat itu. Akhirnya pengaruh yang sangat kuat membuat gerakannya tersebar sepanjang Cyirenica, Fazzan dan sebagian daerah-daerah pedesaan Tripolitania. Menjelang Akhir Abad ke-19 Sanusiyah yang mulanya berpusat di Jaghbub dan kemudian panda ke daerah Oasis padang pasir di Kufrah pada 1895. Sebagian misinya, Sanusiyah mengajarkan paham Sunni Ortodoks.
Gejolak perlawanan lokal terhadap kolonialisme terus berlanjut sehingga menunjukkan sesuatu yang sangan heroik dari seorang Syekh Tarekat Sanusia, Umar al-Mukhtar tahun 1927, untuk terus menggempur kekuatan asing.
Kekalahan Italia pada Perang Dunia II menyebabkan diusirmya dari Libya dan digantikan kekuatan militer Inggris dan Prancis sejak tahun 1942 sampai tahun 1951. Pada bulan Desember 1951, Muhammad Idris Al-Mahdi Al-Sanusi, sebagi kepala dari pemimpin Tarekat Sanusiyah dan keturunan pertama raja Libya. Memplokamirkan negaranya sebagai Negara kerajaan yang merdeka. [6]
Pemerintahan Ali, pada tahun 1957 berhasil mengubah Libya dari sebuah Negara termiskin di dunia menjadi salah satu Negara dengan perekonomian yang dinamis dan potensial. Pada pemerintahannya membangun Kilang minyak pertama yang berpusat di Jelten pada tahun 1961. Selanjutnya posisinya tergeser dan diganti oleh Mu’ammar Khadafi.
Sejak Khadafi menjadi pemimpin tertinggi di Libya, ia menggunakan minyak sebagai kekuatan untuk membantu kepentingan Arab terutama dama dalam menentang Israek dan membantu gerakan-gerakan Islam di berbagai dunia. Pada saat pemerintahannya ia membangun pusat-pusat minyak buki, jalur-jalur pipa minyak di Jelten dan di Dabra. Dengan kekayaan yang melimpah, modal ekspor minyak bumi digunakan untuk membangun pertanian serta pembangunan industri.
Dalam bidang hukum Libya menetapkan ketentuan-ketentuan hukum pidana berdasarkan Al-Qur’an. Dalam konstitusi Negara Libya pasal II tahun 1977 dinyatakan, bahwa Al-Qur’an menjadi syariat masyarakat. Namun, dibalik itu Libya juga mengembangkan ide sosialisme reigius dengan menganut sistem Sosialismen Arab.[7]
D.    Penduduk dan Kehidupan Sosial Budaya di Libya
Sebagian besar orang Libya adalah orang Arab, Barbar atau Arab Barbar, dengan beberapa orang Negro yang biasanya sebagai budak asli dengan bahasa Arab sebagai alat komunikasinya. Di wilayah timur, kebanyakan dihuni para pengembara Arab yang kemungkinan besar merupaka orang Arab asli yang berada di pedalaman. Di wilayah selatan terdapat pendatang dari Negro Tebu  dan “negro abid” (Arab, “pembantu”), di Tuarek Sahara untuk peternakan.
Bebeapa karakter  dasar nenek moyang etnik Barbar, sama juga seperti penduduk di wilayah timurnya, yakni suku-suku Arab Badui. Kemiskinan, Pemogokan dan kemunduran merupakan  sebagian besar permasalahan Negara. [8]
Sebuah mayoritas Libya adalah Muslim. Kebanyakan Libya milik sekolah Sunni Islam dibawa selama penaklukan oleh Arab. Islam adalah pusat kehidupan Libya. Kehidupan Libya berkisar pada praktik keagamaan biasa yang dianjurkan Islam dengan sebagian  besar warga menghadiri salah di masjid-masjid berdoa di rumah Perempuan.[9]
Dalam kehidupan sosial Libya adalah sebuah masyarakat Islam yang sangat konservatif. Karena lebih dari crowding, Libya banyak hidup di rumah tunggal dengan keluarga besar. Bangunan tinggi dapat dilihat hanya di kota-kota besar dimaksudkan untuk kantor dan apartemen. Pedesaan orang tinggal di rumah batu atau batu bata lumpur sering memiliki kamar tunggal untuk semua kegiatan mereka selain dari gudang untuk hewan. Meskipun upaya sadar oleh pemerintah, ada represi perempuan, kecuali mereka yang tinggal di kota-kota pesisir. Bahkan sampai hari ini, wanita memiliki kesempatan pendidikan yang sangat sedikit dan tidak cukup umum untuk melihat perempuan bekerja.[10]
E.     Pendidikan di Libya
Karena adanya kemiskinan, pemogokan dan kemunduran akhirnya melakukan upaya peningkatan di bidang pendidikan lebih dipercepat. Pada tahun 1962 jumlah siswa yang bersekolah sekitar 140.000 siswa, di sekolah-sekolah nasional. Banyak guru yang merupakan warga asing terutama orang Mesir. Universitas Libya baru dibuka pada tahun 1956 dan biaya pendidikannya ditanggung penuh oleh Negara.[11]
Sekarang Penduduk Libya 1,7 juta diantaranya adalah pelajar, lebih dari 270.000 di antaranya telah mencapai pendidikan tinggi. Pendidikan di Libya gratis untuk semua warga negara, dan wajib sampai tingkat menengah. Kemampuan baca-tulis Libya tertinggi di Afrika Utara; lebih dari 82% penduduk Libya dapat membaca dan menulis.
Setelah kemerdekaan Libya tahun 1951, universitas pertama, University of Libya, didirikan di kota Benghazi. Sejak tahun 1975 jumlah univeritas di Libya telah bertambah menjadi sembilan dan pada tahun 1980, jumlah lembaga pendidikan teknis dan kejuruan adalah 84 (12 universitas umum).
Pada tahun ajaran 1975/76 jumlah mahasiswa diperkirakan sebanyak 13.418 orang. Pada 2004, jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 200.000, dengan 70.000 tambahan terdaftar dalam pendidikan teknis tinggi sektor kejuruan. Peningkatan yang cepat dalam jumlah siswa di sektor pendidikan tinggi tercermin pada peningkatan jumlah lembaga pendidikan tinggi.[12]
Pendidikan di Libya, dana pendidikan tinggi dibiayai oleh anggaran publik. Pada tahun 1998 anggaran nasional yang dialokasikan untuk pendidikan mencapai 38,2%.
Universitas utama di Libya adalah:
1.      Al-Fateh University (Tripoli)
2.      Garyounis University (Benghazi)
3.      Universitas Omar Al-Mukhtar (Al-Bayda)[13]
F.     Aktivitas Ekonomi di Libya
Bidang pertanian dan peternakan merupakan penyerap tenaga kerja terbanyak masnyarakat Libya. Pemerintah Libya membuat strategi jitu untuk kemajuan masyarakatnya, yakni dengan mengembangkan metode agrikultur. Dengan memanfaatkan seproduktif mungkin tanah-tanah Negara, terutama di daerah-daerah yang subur air.
Di pesisir barat daya, mempunyai produksi buah zaitun, kacang almon, buah citrun, dan beberapa produksi penjualan tanaman sayuran dengan bantuan sistem irigasi. Di barat utara Jebel terdapat padang pasir, serta pusat produksi tanaman buah zaitun dan gandum sebagai produk utamanya. Penanamannya tergantung sekali pada air bawah tanah.
Pohon jeruk dan lainnya merupakan komoditas ekspor yang cukup baik, akan tetapi tidak begitu diekploitasi secara maksimal. Rumput esparto yang tumbuh secara liar menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan Libya. Menurut perkiraan, lebih dari 80% orang-orang Libya mengonsumsi dari hasil pertanian mereka sendiri. Embe dan domba menjadi penghasil wol dan beberapa diantaranya ada yang diekspo dagingnya. Mereka mengekspornya ke Mesir dan Yunani. Onta merupakan kendaraan utama dalam negri. Industri dibatasi hanya memproduksi pasar lokal, dan termasuk minyak olahan dan ikan kalengan. Banyak pula pabrik makroni, pabrik perabotan rumah tang aserta pakaian masih dilakukan secara manual. Pengecualian minyak Libya sebenarnya tidak mempunyai banyak sumber daya mineral. [14]
G.    Proses Masuknya Islam ke Libya
Sejak sebelum Masehi, sejarah Libya telah dihubungkan dengan sejarah Afrika utara dan Arab Maroko. Karena itu banyak peradaban kunp yang ditinggalkan. Setelah itu, muncul peradaban Venecia, Byzantium dan Romawi. Ketika penaklukan  Islam sampai Mesir pada tahaun 20 H/640 M, Amr bin Al-Ash bergerak terus ke arah barat dan menaklukan Burqah, nama lain dari Libya sebelumnya.. usaha ekspansi itu terus dilakukan Abdullah bin Abi Sarah, sehingga pada tahun 28 H/648 M Libya berada dibawah kekuasaan Isam, dan negeri itu dijadikan sebagai basis pasukan menuju negeri-negeri  Barat. Di antara suku bangsa Libya yang sangat berperan dalam pengembangan adalah Bani Hilal, salah satu suku bangsa Arab yang hijrah ke sana.
Dalam sejarahnya, Libya pernah menjadi bagian dari pemerintahan dinasti al-Muwahhidun. Kemudian dinasi Hafsiyah sekitar tahun 604 H/1207 M dan terus berlanjut hingga dikuasai spanyol pada tahun 937 H/1530 M. Setelah itu Libya diserahan kepada penguasa Malta hingga akhirnya dibebaskan oleh Turki Usmani pada tahun 962-1329 H/ 1554-1911 M.[15]










BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Libya merupakan salah satu Negara Islam di Afrika Utara. Sebelah timur berbatasan dengan Mesir, sebelah barat dengan Tunisia dan Al-Geria, sebelah selatan dengan Niger, Chad dan Sudan, serta bagian utara berbatasan dengan Laut Mediterania.
Libya memiliki daerah padang pasir terbesar di dunia. Libya beribu kota Negara di Tripoli. Libya yang tadinya dijajah oleh bangsa Italia, Prancis, Inggris dan Spanyol akhirnya merdeka pada bulan Desember 1951. Dalam bidang hukum Libya menetapkan ketentuan-ketentuan hukum pidana berdasarkan Al-Qur’an. Namun selain Al-Qur’an menjadi syariat masyarakatnya Libya juga mengembangkan ide sosialisme religius dengan menganut sistem sosialisme Arab.
Sebagian besar di Libya adalah orang Arab. Aktivitas ekonominya sangat dinamis dan potensial. Apalagi dengan memaksimalkan produktivitas dengan sumber daya yang tidak begitu banyak.  
Di Libya ada gerakan Tarekat Sanusiyah yang di dirikan oleh Sayyid Muhammad bin Ali al-Sanusi. Al-Sanusi menyiarkan tarekatnya dengan merangkul berbagai kekuatan sosial. Sanusiyah mengajarkan paham Sunni Ortodoks.










DAFTAR PUSTAKA
Murodi. Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah kelass XII. Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2009.
Thohir, Ajid. Studi Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/Libya / diakses pada hari rabu, 12 Maret 2012.




[1] Ajid Thohir, 2009, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), hlm. 312
[2] Ibid.
[3] Ibid. 313
[4] Ibid. 314
[5] Ibid. 315
[6] Ibid. 315-317
[7] Ibid. 318-319
[8] Ibid. 319-321
[9] http://parapenumpangsekalian.blogspot.com/2011/03/kebudayaan-libya.html.
[10] Ibid.
[11] Ajid Thohir, 2009, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), hlm. 321.
[12] http://id.wikipedia.org/wiki/Libya
[13] Ibid.
[14] Ajid Thohir, 2009, Studi Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada), hlm. 321-322
[15] Murodi, 2009, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah kelas XII, (Semarang: PT. Karya Toha Putra), hlm. 251-252.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar