BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara
lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu dan sebagainya. Cara
seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Kochler (1976) mengatakan, Organisasi dalah
sistem hubungan yang tertsruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi komunikasi organisasi adalah suatu proses
penyampaian informasi, ide-ide diantara para anggota organisasi secara timbal-balik
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wursanto, 2005:158). Dalam
membina perilaku organisasional di antara para anggota organisasi atau
karyawan, komunikasi itu berperan untuk meniadakan konflik antara yang satu
dengan lainnya. Selain itu di dalam suatu organisai ada pula bentuk-bentuk
komunikasi antar anggota. Makalah ini akan membahas bentuk-bentuk komunikasi di
dalam organisasi yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana bentuk komunikasi Internal?
2. Bagaimana bentuk komunikasi Eksternal?
C. Tujuan
Pembahasan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan serta memahami tentang bentuk-bentuk komunikasi
organisasi. Adapun tujuan lain yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Etika dan Komunikasi Organisasi. Diharapkan makalah ini bermanfaat bagi
pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Komunikasi Internal
Menurut Lawrance
D. Brennan, komunikasi internal adalah “interchange of ideas among the
structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically
within the firm which gets work done (operation and management).” (Pertukaran
gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau
ajwatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap
dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara
horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan
pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).[1]
Untuk memperoleh
kejelasan, komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi dan dua jenis,
yaitu:
1. Dimensi
Komunikasi Internal
Dimensi
Komunikasi Internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
a. Komunikasi
Vertikal
Komunikasi
Vertikal terbagi menjadi dua yaitu komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah.
Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang berlangsung dari bawahan ke atasan,
atau dari suatu organisasi yang lebih rendah dengan satuan organisasi yang
lebih tinggi.[2]
Semua pegawai dalam organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi
puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap bawahan mempunyai alasan
yang baik atau meminta informasi dari atau memberin informasi kepada seorang yang
otoritasnya lebih tinggi daripada dia.[3]
Sedangkan
komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari pimpinan kepada
bawahan. Komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan kepada para bawahan, dari
tingkat manajemen puncak ke manajemen menengah, ke manajemen tingkat bawah
terus mengalir kepada para pekerja, melalui secara hierarki.[4] Komunikasi kebawah dalam
organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih
tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan
bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun dalam
organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen (Davis,1967). [5]
Dalam komunikasi
vertikal, pimpinan memeberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi,
penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Sedangkan bawahan
memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya
kepada pimpinan.[6]
b. Komunikasi
Horizontal
Komunikasi
Horizontal adalah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan
anggota staf, karyawan dengan karyawan, dan sebagainya. Komunikasi horizontal
biasanya tidak formal karena terjadi dengan orang yang memiliki tingkatan yang
sama.[7] Pesan dalam komunikasi
horizontal biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan,
seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik, saling memberikan
informasi dan mengembangangkan sokongan interpersonal.
Bentuk dari
komunikasi horizontal yang sering terjadi yaitu, rapat-rapat komite, interaksi
pada jam istirahat, percakapan telepon, dan aktivitas sosial. Dalam komunikasi
sosial sering kali terjadi masalah, yaitu jika ada desas-desus akan cepat
sekali menyebar dan menjalar karena komunikasi horizontal bias dilakukan di
saat jam istirahat atau santai. Dan yang didesas-desuskan sering kali mengenai
hal-hal yang menyangkut pekerjaan atau tindakan pimpinan yang merugikan mereka.
c. Komunikasi
Diagonal
Komunikasi
diagonal terbagi menjadi dua yaitu, diagonal ke atas dan diagonal ke bawah. Komunikasi
diagonal ke atas adalah komunikasi yang berlangsung antara pejabat yang lebih
rendah (bawahan) dengan pejabat atau pimpinan yang lebih tinggi. Sedangkan
komunikasi diagonal ke bawah adalah komunikasi yang berlangsung dari seorang
pimpinan dengan pejabat atau pimpinan yang lebih rendah. Jadi komunikasi
diagonal (ke atas maupun ke bawah) adalah komunikasi antara pejabat-pejabat
atau unit-unit yang berbeda tingkatan (level) dan wewenangnya baik yang secara
fugsional ada hubungannya maupun secara fungsional tidak ada hubungannya.[8]
2. Jenis Komunikasi
Internal
Komunikasi
internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis,
yaitu Komunikasi persona (personal communication) dan komunikasi kelompok
(group communication).
a. Komunikasi
Persona
Komunikasi
persona terbagi menjadi dua yaitu komukasi tatap muka dan komunikasi bermedia.
Komunikasi tatap muka terjadi karena berlangsung secara dialogis sambil saling
menatap sehingga terjadi kontak pribadi (personal contact). Sedangkan komunikasi
bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat, misalnya telepon atau
memorandum. Karena melalui alat, maka antara kedua orang tersebut tidak
terdapat kontak pribadi.
b. Komunikasi
Kelompok
Komunikasi
kelompok (group communication) adalah komunikasi antara seseorang dengan
kelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil dan besar
tergantung berapa jumlah orang yang termasuk dalam kelompok tersebut. Oleh
karena itu, dalam komunikasi kelompok dibedakan
antara komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. [9]
Menurut Shaw (1976) Komunikasi kelompok kecil adalah
suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh
beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil
peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu
komponen ini hilang individu yang terlibat tidaklah berkomunikasi dalam
kelompok kecil.[10] Menurut Robert F. Bales dalam bukunya, Interaction
Process Analysis, mendefinisikan kelompok kecil sebagai sejumlah orang yang
terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat
tatap muka (face-to-face meeting) di mana setiap peserta mendapat kesan atau
penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia-baik pada
saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya- dapat memberikat tanggapan kepada
masing-masing sebagai perseorangan. [11] Kelompok kecil sekumpulan
orang yang biasanya kurang dari tujuh
orang, berinteraksi dalam jangka waktu agak lama dan memiliki kepentingan yang sama yang terbentuk dalam satu tujuan yang telah disepakati.
Contoh komunikasi kelompok kecil yaitu seminar, ceramah, diskusi, penataran dan
sebagainya.
Menurut Effendy
(1993:77) Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada
afeksi (perasaan) komunikan dan prosesnya
berlangsung secara linear. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam komunikasi
kelompok besar kontak pribadi sulit dilakukan. Komunikator dalam komunikasi ini
cenderung hanya membakar emosi komunikannya dan tanggapannya bersifat
emosional. Contoh komunikasi kelompok besar adalah kongres dari sebiah
organisasi (bersifat formal) dan kampanye di lapangan (bersifat non formal).[12]
3. Fungsi Komunikasi
Internal
a. Mengumumkan
b. Menjelaskan
Prosedur dan Kebijakan
c. Menginformasikan
Kemajuan Manajemen
d. Mengembangkan
Produk dan Layanan Baru
e. Mengajak Karyawan
atau Manajemen untuk Membuat Perubahan atau Perbaikan
f. Mengoordinasikan
Aktivitas
g. Mengevaluasi atau
Memberi Penghargaan kepad Karyawan.[13]
B. Komunikasi Eksternal
Komunikasi
Ekternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar
organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departemen . direktorat,
jawatan dan pada perusahaan-perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang
lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat
(public relation officer) daripada pimpinannya sendiri. Yang dilakukan sendiri
oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting, yang
tidak bisa diwakilkan kepada orang lalin, umpamanya perundingan (negotiation)
yang menyangkkut kebijakan organisasi. Yang lainnya dilakukan oleh kepala humas
yang dalam kegiatan komunikasi eksternal merupakan tangan kanan pimpinan.[14]
Salah satu tujuan
komunikasi eksternal yaitu untuk
mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan atau instansi hingga
terbentuklah opini public yang favorable terhadap badan itu. Selain itu ada
tujuan lain jika organisasi itu berbentuk perusahaan yaitu untuk memperluas
langganan, memperkenalkan produksi, mencari modal dan hubungan, memperbaiki
hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah pemogokan-pemogokan dan
mempertahankan karyawan-karyawan yang cakap, efektif dan produktif dalam
kerjanya, serta memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan-kesulitan yang
sedang dihadapi dan lain-lain.[15]
Komunikasi
ekternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi
organisasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi.
Sebelum kita membahas ini, ada beberapa macam khalayak yang biasa kita kenal
yaitu:
1. Press Relation
Hubungan dengan
pers umumnya dengan mass media seperti pers, radio, film dan televisi. Dan yang
paling utama adalah pers.
2. Government
Relation
Hubungan dengan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga atau instansi resmi
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3. Community
Relation
Hubungan dengan
masyarakat setempat.
4. Supplier Relation
Hubungan dengan
para leveransil (pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan dapat
diterima secara teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang wajar.
5. Costumer Relation
Hubungan dengan
para langganan, sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah
yang sangat membutuhkan perusahaan, bukan sebaliknya.[16]
Setelah
mengetahui macam-macam khalayak kita dapat membahas tentang komunikasi dari
organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organiasasi.
1. Komunikasi dari
Organisasi kepada Khalayak
Komunikasi dari
organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada
hubungan batin. Adanya kegiatan komunikasi dengan khalayak itu sangat penting
dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa di duga. Contohnya
yaitu adanya masalah yang timbul akibat
berita yang salah dimuat dalam surat kabar. Dengan adanya hubungan baik
sebagai akibat kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi, masalah yang
dijumpai kemungkinan besar tidak akan terlalu sulit diatasi.
2. Komunikasi dari
Khalayak kepada Organisasi
Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada Khalayak itu menimbulkan efek
yang sifatnya versial (menyebabkan adanya yang pro dan kontra di kalangan
khalayak), maka ini disebut opini publik (public opininon). Opini publik sering
sekali merugikan organisasi. Karenanya harus diusahaka agar segera dapat
diatasi dalam arti kata tidak menimbulkan permasalahan. [17]
3. Fungsi Komunikasi
Eksternal
a. Menjawab
Pertanyaan tentang Produk atau Layanan
b. Membujuk Konsumen
untuk membeli Produk atau Jasa
c. Menjelaskan
Spesifikasi Pemasok
d. Mengajukan Kredit
e. Menagih Utang
f. Merespon Biro
Pemerintahan
g. Mempromosikan
Citra Positif Perusahaan [18]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pKomunikasi
Internal adalah Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan
dalam suatu perusahaan atau ajwatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan
atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan
pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau
jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen).
Komunikasi internal terbagi menjadi tiga dimensi, yaitu komunikasi vertikal,
komunikasi horizontal dan komuniksasi diagonal. Komunikasi vertikal sendiri
terbagi menjadi dua yaitu komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah.
Komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang biasa dilakukan oleh sesame
karyawan, biasanya tidak menggunakan bahasa formal.
Jenis komunikasi
internal ada dua, yaitu komunikasi persona dan komunikasi kelompok. Komunikasi
apersona pun terbagi menjadi dua yaitu komunikasi tatap muka dan bermedia.
Maksud dari komunikasi tatap muka yaitu komunikasi yang dilakukan secara
langsung bertatap muka. Sedangkan komunikasi bermedia yaitu komunikasi yang
dilakukan melalui alat media. Komunikasi kelompok terbagi menjadi komunikasi
kelompok kecil dan kelompok besar. Komunikasi kelompok kecil itu beranggotakan
maksimal tujuh orang. Sedang kelompok besar maksimalnya tidak terbatas.
Komunikasi eksternal
adalah komunikasi yang dilakukan antara pimpinan organisasi dengan khalayak di
luar organisasi. Komunikasi eksternal hanya terdiri atas dua jalur secara
timbal balik yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan komunikasi
dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak
sangat penting dilaksanakan dalam memecahkan suatu masalah yang terjadi tanpa
di duga. Karena dengan adanya hubungan baik dengan khalayak di luar organisasi
kemungkinan besar masalah tidak akan terlalu sulit dihadapi. Sedangkan
komunikasi dari khalayak kepada organisai biasanya merupakan umpan balik dari
informasi atau efek kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi .
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi
: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wursanto, Ignasius. 2005. Dasar-Dasar Ilmu
Komunikasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2013. Komunikasi
Organisasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2011. Komunikasi Organisasi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Abdurraachman, Oemi. 1995. Dasar-Dasar
Public Relation. Bandung: PT. Citra Aditya Abadi.
Widjaja, H. A. W.. 2008. Komunikasi:
Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Dadang Heriana. http://bilongtuyu.blogspot.com/2014/01/bentuk-bentuk-komunikasi-kelompok.html?m=1 tanggal 15 Oktober 2014.
WordPress. http://kuliahsemester1.wordpress.com/about/komunikasi/
pada tanggal 18 Oktober 2014.
[1] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), cet. V, hlm. 122.
[3] . Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
cet. VIII, hlm. 189.
[5] R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
cet. VIII, hlm. 184.
[6] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), cet. V, hlm. 123.
[9] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), cet. V, hlm. 125-126.
[11] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), cet. V, hlm. 127.
[12] Dadang Heriana, “Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok” diakses dari http://bilongtuyu.blogspot.com/2014/01/bentuk-bentuk-komunikasi-kelompok.html?m=1 tanggal 15
Oktober 2014.
[13] WordPress, “Komunikasi” diakses dari http://kuliahsemester1.wordpress.com/about/komunikasi/ pada tanggal
18 Oktober 2014.
[14] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), cet. V, hlm. 128.
[15] Oemi Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relation, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, 1995), cet. II, hlm. 38.
[16] H. A. W. Widjaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), cet. V, hlm. 74.
[17] Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), cet. V, hlm. 128-129.
[18] WordPress, “Komunikasi” diakses dari http://kuliahsemester1.wordpress.com/about/komunikasi/ pada tanggal
18 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar